Zat Radioaktif


1. Pengertian Unsur atau Zat Radioaktif
Unsur atau zat radioaktif adalah unsur atau zat yang inti atomnya tidak stabil. Inti atom yang tidak stabil disebut radionuklida. Suatu unsur dikatakan tidak stabil jika jumlah proton tidak sama dengan jumlah elektronnya. Menurut Ernest Rutherford, inti atom yang tidak stabil akan cenderungmengalami peluruhan radioaktif.
            Seiring dengan proses peluruhan, dari inti atom akan terpancar cahaya dan partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi yang menyebar ke segala arah. Penelitian yang dilakukan dengan memanfaatkan medan magnet berhasil menunjukkan adanya tiga jenis radiasi nuklir yaitu sinar alfa, beta, dan gamma.
            Semua inti atom yang tidak stabil akan memancarkan salah satu atau lebih dari ketiga jenis radiasi yang ada. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa sinar alfa merupakan inti Helium, sinar beta merupakan elektron, dan sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik dengan frekuensi lebih tinggi dari sinar X.

Sifat Zat Radioaktif
Secara umum, unsur radiaoktif memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1.      Memancarkan sinar radiasi
2.      Dapat menembus bahan atau benda padat
3.      Dapat mengubah sifat bahan yang dilaluinya
4.      Tidak mengalami perubahan identitas walaupun telah mengalami prose fisis dan kimia

Sinar-sinar radioaktif yang dipancarkan oleh unsur radioaktif memiliki sifat sebagai berikut :
1.      Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis
2.      Dapat menghitamkan pelat film
3.      Dapat mengionkan gas yang disinari
4.      Dapat menyebabkan fluoresensi 
5.      Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar

2. Jenis dan Sifat Sinar Radioaktif
Sinar radioaktif yang dipancarkan oleh unsur radioaktif ada tiga jenis, yaitu :

A. Sinar Alfa (α)
Sinar alfa merupakan sinar radiasi yang terdiri dari partikel-partikel bermuatan positif +2 dan massa atomnya 4. Karena muatan dan massa atom yang sama, sinar alfa disamakan dengan inti Helium. Massa partikel alfa adalah 6,643 x 10-27 kg.

Berikut sifat-sifat dari sinar alfa :
§    Merupakan inti Helium (He)
§    Bermuatan positif 2 dan nomor massa 4
§    Daya tembusnya paling kecil dibanding beta dan gamma
§    Memiliki daya ionisasi paling besar
§    Kecepatan 1 - 10 persen kecepatan cahaya (± 107 m/s)
§    Dapat dibelokkan oleh medan listrik ke arah kutub negatif
§    Dapat dibelokkan oleh medan magnet
§    Pembelokkan oleh medan magnet dan medan listrik kurang ajam dibanding beta dan gamma karena massa sinar alfa lebih besar
§    Dapat mempengaruhi palt fotografi  
§    Dapat menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent
§    Dapat mengionisasi gas yang dilaluinya
§    Dapat menghanscurkan sel hidup dan menyebabkan kerusakan biologi
    
B. Sinar Beta (β)
Sinar beta adalah berkas sinar yang terdiri dari dari partikel-partikel yang bermuatan negatif yang  identik dengan elektron. Partikel beta memiliki massa sebesar 9,1 x 10-31 kg.

Berikut beberapa sifat sinar beta :
§  Identik dengan elektron
§  Bermuata negatif 1 bermassa sangat kecil
§  Daya tembusnya lebih besar daripada alfa 
§  Dapat menembus kertas alumunium setebal 2 - 3 mm
§  Daya ionisasi lebih kecil daripada alfa
§  Kecepatan ± 107 m/s
§  Dapat dibelokkan oleh medan listrik ke kutub positif
§  Dapat dibelokkan oleh medan magnet
§  Pembelokkan oleh medan magnet dan medan listrik lebih tajam dibanding alfa karena massa beta yang sangat kecil
§  Mempengaruhi pelat fotografi
§  Menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent
§  Dapat mengionisasi gas yang dilaluinya
§  Menghasilkan sinar X ketika dihentikan oleh logam yang mempunyai nomor atom dan titik leleh tinggi misalnya tungsten
§  Dapat menyebabkan kerusakan biologis yang lebih besar karena daya tembusnya lebih besar
   
C. Sinar Gamma (γ)
Sinar gamma merupakan radiasi elektromagnetik tidak bermuatan yang dipancarkan oleh inti yang berada dalam kondisi energetik. Kecepatan sinar gamma sama dengan kecepatan cahaya.
Berikut beberapa sifat sinar gamma :
§  Tidak bermuatan dan tidak memiliki massa
§  Merupakan gelombang ekeltromagnetik
§  Daya tembusnya sangat besar, lebih besar dari alfa dan beta
§  Daya ionisasi sangat rendah dibanding alfa dan beta
§  Tidak dapat dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet
§  Mempengaruhi pelat fotrografi 
§  Menyebabkan fluoresensi pada bahan fluorescent
§  Dapat terdifraksi oleh kristal
§  Dapat menyebabkan kerusakan biologis yang sangat besar karena daya tembusnya besar

3. Membedakan inti atom
Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron. Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.
Inti atom stabil
Inti atom tidakstabil
v  Jumlah proton (Z) lebih sedikit atau sama banyak dengan neutron (N)
v  Gaya inti lebih besar dibandingkan dengan gaya elektrostatis
v  Jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N)
v  Gaya elektrostatis jauh lebih besar di bandingkan dengan gaya inti









4. Reaksi Peluruhan

Reaksi Peluruhan berjalan dengan spontan dan exoergik (melepas energi). Pada reaksi peluruhan terjadi perubahan inti tidak stabil menjadi inti stabil.
Contoh : Ra→  Rn + α

Contoh Soal :
Produk apa yang akan di hasilkan ketika Po 210 ketika terjadi peluruhan Alpha.?
Jawab:
Langkah pertama, ketahui nomor massa dan atom dari polonium 210. lalu di kurangi dengan muatan dan massa dari partikel Alpha. didapatlah suatu unsur dengan nomor massa dan nomor atom tertentu. langkah terakhir, segera cari unsur apa yang memiliki kombinasi nomor atom dan nomor massa tersebut




Contoh reaksi peluruhan radioaktif
a. Peluruhan negatron : 01n → 11H + -10β
b. Peluruhan positron : 2754Co → 2654Fe + 10β
c. Penangkapan elektron : 2244Ti + -10e → 2144Sc
d. Peluruhan gamma : 2760Co → 2760Co + γ
e. Pemancaran neutron : 3687Kr → 3686Kr + 01n
f. Peluruhan alfa : 84210Po → 82206Pb + 24He


5. Deret Keradioaktifan

            Ada tiga deret keradioaktifan alam yaitu deret thorium, deret uranium, dan deret aktinium. Deret thorium dan deret uranium diberi nama sesuai dengan nama anggota yang mempunyai waktu paro terpanjang yaitu berturut-turut 1,39 x 1010 dan 4,51 x 109 tahun. Deret aktinium dimulai dari unsur uranium (U-235) dengan waktu paruh 7,1 × 108 tahun. Deret keradioaktifan yang keempat adalah deret keradioaktifan buatan yang disebut deret neptunium. Unsur induk deret neptunium adalah neptunium dengan waktu paruh 2,20 x 106 tahun. Perhatikan Tabel 1!

Tabel 1. Deret Radioaktif

6.   Waktu Paruh
Waktu paruh ( t ) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu zat radioaktif agar massanya/ kereaktifannya berkurang setangahnya (50%). Karena laju reaksi peluruhan adalah reaksi orde pertama, maka massa/ kereaktifan suatu zat radioaktif pada saat tertentu dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut.
Nt = N0

Nt = massa/ keaktifan yang tersisa                    t  = waktu peluruhan

N0 = massa/ keaktifan mula-mula                       t1/2 = waktu paruh
Selain itu waktu paruh juga dapat ditentukan dengan rumus  :   



7. Laju peluruhan
Laju peluruhan adalah seberapa cepat suatu zat radoiaktif meluruh. Laju peluruhan menandakan keaktifan zat radioaktif, dengan berbanding lurus terhadap konstanta dan jumlah nuklida radioaktif. Rumusnya:

Contoh Soal:


1.      Waktu paruh Bi adalah 5 hari. Jika mula-mula di simpan beratnya adalah 40 gram, maka setelah disimpan 15 hari beratnya berkurang sebanyak?
Jawab:
Nt/N0 = (1/2)T/t1/2
Nt/40 = (1/2)15/5
Nt       = 1/8 x 40
Nt       = 5 gram
Jadi berkurang sebanyak 35 gram

2.      Suatu radioisotop X meluruh sebanyak 87,5% setelah disimpan selama 30 hari. Waktu paro radioisotop X adalah?
Jawab;
Nt = 100-87,5 = 12,5%
12,5/100 = (½) 30/x
1/8 = (1/2) 30/x
X = 10


DAFTAR PUSTAKA
http:/fisikadiana.blogspot.co.id/2014/11/waktu-paro.html?m=1


Comments

Popular posts from this blog

Cara menghilangkan komedo dengan Vaseline Petroleum Jelly

Cara Membedakan Bawang Merah Palsu